PERKEBUNAN kembali ke halaman depan

JATI EMAS

jati emasSejak ditanam mulai tahun 1999 sejalan dengan dimulainya pendidikan, jati-jati emas yang ditanam di areal lahan Ma'had terutama disekitar lahan pendidikan menjadi daya tarik tersendiri.
Jati-jati itu berdaun lebar. Badannya "bongsor" tumbuh dengan subur dan menggembirakan yang melihatnya. Saat itu jati emas masih belum memasyarakat seperti halnya sekarang. Mungkin salah satu yang mempopulerkan jati ini adalah Ma'had AlZaytun, karena sebelumnya telah banyak orang yang berkunjung ke lembaga pendidikan ini dan menanyakan hal-hal yang menarik mengenai jati.
Kini jati itu masih memberikan harapan. Hingga sekarang unit pertanian Ma'had Al-Zaytun baru menanam untuk 146 ha lahannya dengan kayu yang bernama ilmiah Tectona grandis ini. Adapun jumlah jati yang ditanam baru berjumlah 204.965 pohon. Menurut Ratsongko Jabar Abdi target dua juta pohon akan diteruskan dengan menunggu hasil bibit kulturjaringan yang tengah dibuat oleh pihak laboratorium kultur jaringan Ma'had. Untuk menghemat biaya atas program penanaman jati dalam jangka panjang Ma'had Al-Zaytun tengah merintis pembibitan jatinya sendiri dengan cara kulturjaringan.

Namun demikian, tidak kalah seriusnya pihak pertanian telah bertungkus lumus untuk mensukseskan jati emastanaman jati ini sebagai salah satu primadona tanaman hutan yang akan memberikan sokongan terhadap pendidikan. Selama dua tahun lebih unit pertanian berupaya merawat penuh optimisme. Betapa tidak pekerja ma'had (muwadhaf) yang terlibat untuk memelihara pertanian ini disokong oleh 163 personal. Khusus untuk perawatan dan penanaman jati ini unit pertanian mempekerjakan 53 orang karyawan yang bertugas full memperhatikan tanaman ini. Merekalah yang bekerja hingga penanaman dan perawatan: mulai dari meratakan lahan bekerjasama dengan unit pembangunan dengan alat-alat berat. Begitu pula traktor pertanian zoondeer difungsikan pula untuk menggemburkan tanah, menggali lobang-lobang petak untuk penanaman dan seterusnya.
Sejak awal jati-jati tersebut ditanam awal tahun 1999, pohon ini tumbuh dengan suburnya. Tahap lanjutan dari perawatan jati-jati ini adalah melakukan pemupukan setelah berumur tiga bulan dan setelah satu tahun. Di samping itu dengan tekunnya pekerja Ma'had harus menyiangi lahan tumbuhnya dari gulma yang dapat membawa penyakit serta membuat galangan penyalur air, agar akar jati tidak tergenang air. "Pokok jati juga perlu ditambah kekokohannya dengan cara menggulut (ditimbun tanah-red)," ujar Ratsongko. Selain itu untuk mengimbangi penumbuhan jati yang cepat dilakukan juga proning (pemangkasan ranting yang tidak bermanfaat untuk pohon). Ranting yang menyimpang dan menyaingi pertumbuhan dan kelurusan pokok pohon terutama yang vertikal, harus dipotong. Dengan demikian pertumbuhan pohon menjadi terkonsentrasi lurus vertikal dan tegak.

Sebagai tahap awal, penebangan pertama jati di Ma'had Al-Zaytun telah dilaksanakan pada tarikh 23 Juni 2001. Sebatang pohon jati yang berusia 28 bulan dengan ketinggian 10,20 m dengan diameter 8 cm, ditebang dengan maksud sebagai induk untuk diambil bibitnya sebagai explant kulturjaringan. Dapat dipahami karena selama ini Al-Zaytun masih mengimpor bibit-bibit jati dari luar, maka untuk menghemat biaya dan mensukseskan obsesi penghijauan kembali Indonesia Raya, Ma'had Al-Zaytun telah merintis pembangunan laboratorium kultur jaringan dengan sistem yang lebih canggih dan modern.

Belum banyak yang mengembangkan jati emas di Indonesia. Bahkan beberapa peneliti seperti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI), PT. Perkebunan Nusantara XII dan, Seameo Biotrop, Bogor pernah datang ke AlZaytun untuk menyaksikan dari dekat pertumbuhan jati ini. Sepertinya kemauan untuk menghijaukan lahan-lahan tandus di Indonesia dengan tamaman jati mulai menarik minat para pengambil jati emaskebijakan. Beberapa Pemerintah Daerah yang berkunjung ke Ma'had juga menyatakan ketertarikan mereka untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan jati ini. Indonesia memang terkenal dengan hasil jati yang berasal dari Jawa. Misalnya saja untuk jati biasa (lokal) yang dijumpai di Cepu, Jawa Tengah biasa dipanen dengan diameter 45 cm kalau usianya sudah 30-45 tahun. Sedangkan jati emas dapat dipanen setelah berumur 15 tahun. Menurut catatan Harris Saleh (1995), jadi yang ada di Myanmar, India dan Thailand mempunyai tempo kematangan pokok jati antara 15 – 25 tahun.
Tim pertanian Al-Zaytun pun pernah mengadakan studi banding melihat pohon jati super yang ditanam di Sabah. Dari pengalaman ini pula tim pertanian banyak belajar mengelola pohon-pohon jati ini agar berhasil. Tim Al-Zaytun telah berkunjung ke tempat Datuk Harris Salleh ya bertanam jati di Balung Estate, Sabah, Maret tahun 2000. Di sinilah pihak pertanian Ma'had beiajar bahwa Datuk Harris pun menanam jati dengan keberanian yang dimulakannya 7 tahun silam. Dari perkebunan itu ternyata jati memang merupakan tanaman potensial. Jati bisa ditumpang sarikan dengan tanaman kakao, sawit, aren serta rotan. Pengalaman Datuk Harris tersebut dituliskannya pada sebuah buku bertajuk Pokok Jati Di Sabah (1995).
Di Ma'had Al-Zaytun, jati yang telah cukup tinggi disulam dengan perdu. Lada ini pada prinsipnya pelindung di saat-saat pertumbuhannya sehingga mengurangi penguapan. Al-Zaytun ingin setiap jengkal tanah yang ada di arena pendidikan dapat dimanfaatkan secara produktif. Menurut Syaykh Panji Gumilang, apa yang ada di sini semuanya merupakan pendidikan. Keseluruhan apa yang ada di kompleks ini didedahkan (diperlihatkan) untuk memberikan inspirasi kepada santri bahwa bila kita berminat mengolah bumi, maka Allah akan memberikan kemakmuran.
Al-Zaytun edisi 20 - 2001

POHON ZAYTUN

pohon zaytunPohon zaytun jarang tumuh di Indonesia. Belum ada data, apakah selain di Ma'had Al-Zaytun, pohon yang minyaknya menjadi primadona beberapa negara ini dikembangkan di Indonesia. Pohon zaytun, dalam bahasa Inggris “olive” juga terkenal sebagai simbol perdamaian. Pohon ini pertama kali ditanam pada 25 Maret 1997. Saat itu 24 pohon.
Saat ini pohon zaytun yang sudah ditanam di kompleks Al-Zaytun sekitar 100 pohon yang tersebar di beberapa lokasi. Terhitung sejak ditanam, pohon zaytun yang sudah memasuki tahun keempat ini diharapkan sudah akan berbuah pada tahun kelima seperti kelaziman pohon ini di tempat asalnya. Pertumbuhan pohon zaytun terhitung lambat jika dibandingkan dengan pohon tin. Begitupun untuk memperbanyaknya agak sulit. Untuk mendapatkan bibit zaytun diterapkan sistem cangkok. Untuk sampai ke luar akar diperlukan waktu 40 hingga 60 hari. Petugas kebun pun hauss ekstra hati-hati memperlakukan calon bibit misalnya telaten dalam menyiram. Barulah setelah berusia di atas 60 hari, bibit bisa dipotong dari induknya.
Al-Zaytun Edisi 21 - 2002

BUAH ATTIN

Satu lagi kekayaan lndramayu dalam soal menghasilkan buah-buahan. Sebab, setelah berpuluh-puluh tahun buah attin yang siap dipanen daerah ini dikenal sebagai penghasil buah mangga arumanis atau dikenal sebagai mangga lndramayu dan kerupuk udang, maka seiring kahadiran Ma'had Al-Zaitun, lndramayu pun bersiap menjadi penghasil buah attin.

Siapa sangka, selain propesional mengelola ribuan anak didik, Ma'had Al-Zaytun ternyata juga cukup cermat untuk turut memelihara kelestarian hasil bumi. Karena itu, di areal pondok pesantren modern ini banyak ditanam pohon buah attin. Maka jadilah buah attin yang tumbuh di lahan Al-Zaytun.
kebun tinPohon attin merupakan salah tanaman langka di dunia. Di daerah asalanya, yakni Palestina dan Yordania, pohon attin baru akan berbuah setelah berusia dua sampai empat tahun. Tapi di ponpes Al-Zaytun, pohon ini sudah berbuah dalam waktu 40 hari saja. Penemuan dan ikhtiar para pengusus Ponpes memperkaya dan sekaligus melestarikan ciptaan Allah SWT di muka bumi ini. Hasilnya, sejak awal tahun 1998 sampai detik ini buah attin di AL-Zaytun terus berbuah tanpa henti meskipun musim panas dan dingin datang silih berganti. Bentuk buah jenis tanaman perdu tersebut sangat elok dipandang mata, aromanya acapkali memikat air liur, karena rasanya manis berair mirip paduan jambu bol, apel dan buah pir.
Nampaknya, pohon attin yang sekarang ini ditanam secara besar-besaran di areal dekat pintu masuk utama komplek Al-Zaytun itu menggugah pikiran dan pemandangan kita bahwa jika sesuatu dilakukan secara sungguh-sungguh, maka upaya apapun niscaya mendatangkan hasil maksimal.
Hukum & Kriminalitas N0.100/tahun III 20-26 Mei 2002

LADA PERDU N 213

Selama satu tahun, Lada N213 getol dibudidayakan. Lada perdu yang sesungguhnya merupakan tanaman kebun lada perdudataran tinggi ini perkembangannya cukup mengesankan. Kini, telah tertanam 3.000 pohon. Tingkat keberhasilan percobaan pembibitan yang dilakukan di Al-Zaytun mencapai 60% melalui cara stek. Kini Lada N213 sudah mulai berbuah. Tanaman ini diselipkan sebagai tumpang sari tanaman jati. Pertanian Al-Zaytun menamakannya jatula (jati tumpangsari lada).
Al-Zaytun Edisi 21 - 2002

kembali ke halaman depan.
mahad azas | P3T | P2T2 | universitas | education conseling
masjid | stadion & lapangan | kolam renang | perpustakaan | rumah sakit
asrama santri | ruang belajar | ruang makan | hotel | laundry | bank | danau | kebun
sarana komunikasi | transportasi | perkebunan | peternakan | perikanan | pertanian | pabrik
ruang santri | puisi | anekdot | seni | budaya | olah-raga
al-quran | hadits | opini | komentar
denah lokasi | koleksi image
kirim e-mail | mailing list | tulis pesan | isi buku tamu | lihat buku tamu