MERAK
"Kauuwok…
kuuwok... kauuwook,” suara apa itu? Tanya pengujung Ma'had Al-Zaytun.
"Itu bunyi burung merak, sambil membuka dan merentangkan ekornya,"
kata yang lain. Merak atau Thowus adalah burung asli penghuni hutan Indonesia
yang dilindungi. Ciri khas burung merak, berbulu hijau dan indah terutama
pada jantannya. Apabila masa birahinya untuk menarik betina maka merak
jantan membuka ekornya lebar-lebar seperti kipas dengan bulu ekor bagian
ujungnya bermata-mata.
Betapa indahnya ekor burung merak jantan, tiada duanya. Dilihat dari bentuk
paruh dan cakarnya, makanan burung merak adalah biji-bijian dan rumput-rumputan.
Merak suka berjalan di tanah biarpun sebenarnya dapat terbang dan hinggap
di dahan. Berkembang biak dengan cara bertelur dan kemudian dierami setelah
menetas diasuh kedua induknya. Di Ma'had Al-Zaytun, burung merak hidupnya
dilepas bebas di sekeliling lingkungan. Merak tinggal dengan senangnya,
tidak terbelenggu dan hidup bebas, hidup berdampingan dengan santri dan
penghuni Ma'had lainnya. Burung ini sangat jinak selama tinggal di kompleks
pendidikan ini dengan toleran dan damai. Santri dan penghuni lainnya membiarkan
merak hidup leluasa mencari teman sebagai kawan bermain maupun kencannya.
Ada sepasang merak yang kini menjadi penghuni taman di Ma'had Al-Zaytun.
Bagi merak jantan yang agressif, santri di jadikan kawan bermain-main,
kencan dan bercanda. Dikejarlah santri-santri nisa oleh merak jantan sebagai
pelepas rindunya , namun santri merasa takut, maka berlarilah mereka.
Merak tak kehabisan naluri, dia sering menghadang santri di jalan yang
sedang berjalan menuju ke sekolah. Sambil menggetar-getarkan kepala, merak
melirik dan menanti yang lewat. Suasana yang indah. Menjadi gaduh. Garda
Ma'had pun datang menjinakkannya. Santri cepat-cepat lewat dan sambil
berlari-lari takut digoda merak jantan. Sekarang santri sering bercanda
dengan merak, waktu berangkat ataukah mau pulang ke asrama. Apabila ada
merak maka sengaja diganggunya agar mengejarnya. Santri justru berhamburan
berlari, sambil tertawa terkekeh-kekeh. Merak kini selalu menanti kedatangan
santri ataupun tamu, ingin diajak bercanda dengannya di halaman Gedung
Abu Bakar. Inilah gambaran persahabatan merak dengan penghuni Ma'had maupun
para tamu yang penuh damai dan toleran yang penuh dengan persahabatan.
Al-Zaytun Edisi 20 - 2001
IKAN
PATIN
Ikan Patin yang dikembang
biakan dalam keramba apung di danau-danau buatan yang ada di Ma’had
Al- Zaytun
hingga akhir 2001 sudah bisa dipanen minimal dua kali dalam sepekan atau
sesuai permintaan dari dapur yang diperuntukkan bagi santri. Sekali panen
paling tidak enam kwintal dari 24 keramba apung yang ada. Setiap keramba
dimasukkan 2.000 hingga 2.500 anak ikan patin yang bisa dipanen dalam
waktu enam hingga tujuh bulan dengan bobot 400 hingg 500 gram per kepala.
Al-zaytun
Edisi 21 - 2001
RUSA
Hidupan liar pun dibiakkan
di Ma'had Al-Zaytun. Dua jenis rusa yaitu rusa totol (Axis axis) dan rusa
sambar (Cervus
timorensis) terus berkembang biak untuk dilestarikan. Semula beberapa
pasang yang merupakan wakaf dari ummat. Sekarang telah berjumlah enam
belas kepala.
Al-zaytun
Edisi 21 - 2001
lTIK DAN ANGSA
Itik
dan angsadiMa'had Al-Zaytun dibudidayakan untuk melengkapi khasanah unggas
yang ada. Jumlah itik yang ada di MAZ mencapai hampir dua ribu kepala,
produksi telurya diambil untuk memenuhi keperluan gizi santri. Sedangkan
angsa baru berkembag biak dari tadinya hanya beberapa pasang sekarang
menjadi 250 kepala, terus dibiakkan untuk memperindah kawasan perairan
Ma'had.
Al-zaytun
Edisi 21 - 2001
KAMBING
PE
Kambing PE (Peranakan
Etawa) yang dikembangbiakkan di Ma'had Al-Zaytun berasal dari daerah Kaligesing
Purworejo, Jawa Tengah. Awalnya berjumlah 120 kepala terdiri dari 10 jantan
dan 110 betina. Sampai akhir tahun 2001 populasinya mencapai 589 kepala
terdiri dari 288 jantan dan 314 betina.
Al-zaytun
Edisi 21 - 2001
SAPI

|