Mona
& Indra
“Kaget”
Mona sudah lama mendengar keberadaan Al-Zaytun dari berbagai media massa
dan majalah Al-Zaytun sama
ada temannya Dewi Sandra. Ada rasa ingin tahu yang besar untuk melihat
pesantren ini. Duduk berdampingan dengan suaminya indra Brasko - didalam
bus - saat mengelilingi kompleks Al-Zaytun. Mona mengatakan: Ma'had dengan
kemegahan dan sistem pendidikannya ia ingin mengangkat jempol empat-empatnya.
Menurutnya di zaman seperti ini masih ada yang memikirkan masa depan bangsa
dengan pendidikan. Ajakan ke Ma'had Al-Zaytun ini didapat dari temannya
sesama artis: Riri Dwiyanti. Begini, saya punya teman Riri Dwiyanti mengajak,
saya sudah dengar lama tentang Al-Zaytun ini tapi belum pemah terpikirkan
sebelumnya oleh saya sebegini besar dan mewahnya. "setelah datang
kesini kaget juga" ujarya.
Tia Ivanka
“Tidak Dikenal”

Aktris pemeran Nadya dalam Sinetron 'Panji Manusia Milenium' terbengong-bengong
di samping Masjid Al-Hayat Ma'had Al-Zaytun. Bersama temannya, Mona, dia
terlihat jengah menyaksikan barisan santriwati yang baru saja usai menunaikan
shalat Dzuhur. Para santriwati itu, yang berbaris dua-dua menuju asrama,
seperti tak peduli dengan kehadiran para artis terkenal tersebut. Mereka
hanya memandang sesaat seraya melemparkan senyum, tak ubahnya sikap keseharian
mereka terhadap tamu lain. Melihat sikap para santri, kontan 'Nadya' berkomentar,
"Wah, Mon. Kita tidak dikenal di sini," ujarya khawatir.
Namun, setelah diselenggarakan 'jumpa artis' beberapa saat kemudian kekhawatiran
Tia tidak terbukti. Para santri memberikan aplaus yang cukup panjang ketika
Surya Saputra, pimpinan rombongan artis, memperkenalkan Tia Ivanka dan
artis-artis lainnya. Dan, 'pasangan' Panji itupun tersenyum gembira. Teryata,
dikenal juga, ya?
Tito Sumarsono
Ini adalah kebesaran Tuhan
Siapa
sih yang mempunyai pemikiran yang cemerlang ini dan membuat pesantren
yang bukan saja taraf Indonesia tapi dunia, ujar Tito Sumarsono. Ini adalah
satu kebesaran Allah, ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Sejenak Tito terdiam
dan bibirnya bergetar, saya kalau berbicara kebesaran Allah agak berat,
katanya sambil menahan keharuan. Saya bangga sekali dan ini kebanggaan
yang sebenamya tidak terlalu aneh kalau kita kembalikan kepada Ridlo Allah,
kemampuan Allah.
Saya tadi berfikir kalau kita mempunyai planing seperti ini dari zaman
dulu, ketika yang berkuasa pak Harto mau membina dengan benar - bukan
dengan mulut dan tv, tapi dengan kenyataan membuat sesuatu, kita bisa
perlihatkan Islam maju seperti ini, yang modern, bukan berarti Islam itu
harus kaku. Menurutnya bila pendidikan seperti ini diterapkan: Indonesia
akan menjadi negara yang canggih.
Melihat santri dibandingkan dengan penduduk Indonesia saat sekarang masih
kurang. Saya bisa membanyangkan kalau Ma'had seperti ini ada di setiap
kabupaten di Indonesia baru kuat kita, ujarya lagi.
Saya orang yang bersyukur, makanya sewaktu ke sini saya boleh nyanyi,
apalagi yang saya akan nyanyikan lagu tentang cinta terhadap manusia,
ujar musissi terkenal Indonesia ini sambil memperlihatkan teks lagu: Mengapa
kita sudah tidak mau lagi perduli, mengapa kita sudah tidak mau lagi menghargai,
mengapa kita tidak mau bersatu dan bersatulah kembali.... maka dengan
lagu ini saya mendapat petunjuk untuk bisa tampil di Al-Zaytun dan ini
satu kebanggaan buat saya.
Vina
Punya Siapa?

Mantan presenter MTV Singapura ini terkesan sejak mulai masuk kompleks:
luar biasa sekali, bener-bener seperti masuk di dunia baru, di luar bayangan
saya, mengapa ada pesantren hebat di Indonesia. Informasi Al-Zaytun saya
dapatkan dari majalah, jadi ada beberapa informasi yang akhirya bisa saya
baca jadi ketika saya akan kemari pun saya sudah mengaguminya.
Yang mendorong saya kemari karena banyak beredar cerita khusus tentang
pesantren ini salah satunya: sistem masuk untuk para santrinya, lokasi
dan yang menjadi pertanyaan: "yang punya siapa sih ? dan apakah ini
benar-benar yang punya orang Indonesia atau dari luar negeri ?"
Nah Iho, bukankan sudah diberitakan di majalah, Al-Zaytun ini punya ummat
Islam, artinya punya Anda juga kan?
Surya saputra
& Dewi Sandra
Perdamaian, milik semua orang
Surya
Saputra artis sekaligus pimpinan Daun Production yang mengkoordinir kunjungan
artis mengemukakan bahwa para artis tertarik dengan motto Ma'had Al-Zaytun
sebagai Pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi serta pengembangan
budaya perdamaian, sebab para artispun ingin mengajak seluruh lapisan
masyarakat di Indonesia untuk bersama-sama berupaya mewujudkan perdamaian.
"Kita ini yang biasa dilihat oleh masyarakat seolah-olah suka hura-hura,
narkoba, ketuar malam dan hal-hal negatif lainnya. Kita teryata enggak
begitu. Kita juga memikirkan tentang perdamaian. Perdamaian adalah impian
semua orang, semua lapisan masyarakat termasuk para artis. Alangkah indahnya
bila perdamaian bisa diwujudkan bersama-sama" tegas Surya. Melihat
perkembangan masyarakat yang akhir-akhir ini banyak terjadi bentrokan
dan perselisihan, menurut Surya Saputra yang salah justru orang atas sebab
mereka nampak saling geser menggeser. Pimpinan itu harus membeii contoh.
Kalau orang atasnya rukun, maka pasti kebawahnya pun akan baik dan rukun.
Selain itu, perilaku buruk dari masyarakat mungkin juga disebabkan kurang
difilternya kebudayalin luar yang masuk. Budaya asing yang masuk ke Indonesia,
banyak yang bagusnya dan banyak yang buruknya. "Bagaimana kita bisa
memfilter, yang buruk dibuang, yang bagus disimpan sehingga bermanfaat
bagi kita," ungkapnya. Mengenai kunjungannya ke sini, dijelaskan
bahwa yang mendorong mereka berkunjung ke Ma'had Al-Zaytun adalah rasa
keingin tahuannya terhadap kegiatan disini. Selama ini mereka berlangganan
Majalah Al-Zaytun yaitu sejak edisi nomor 3. Para artis merasa tertarik
dengan hal-hal yang diungkapkan dalam majalah itu.
"Kami ingin membuktikan semua itu. Sekarang saya percaya bahwa memang
di Ma'had Al-Zaytun ada Sapi yang beratnya 1,2 ton, ada kambing yang berdiri
setinggi saya. Kehidupan para santripun nampak damai dan teratur".
Melyana Sari
“Belajar dari santri”

Mereka ikhlas banget, melihat santri-santri disini masih kecil-kecil rukun,
disiplin dan mandiri. Membuat Melyana Sari terharu. Bagaimana tidak, pemain
sinetron Misteri Nini Pelet ini merasa prihatin dengan pelajar diluar
sana yang banyak berantem.
"Saya disini justru dapat belajar dari keadaan para santri".
Memangnya Mely belum tahu ini adalah miniatur Indonesia damai? Waktu ditanya
komentarnya tentang kehidupan artis yang royal dan glamour ia mengelak:
"sebenarnya sih tidak begitu, semuanya tergantung orangnya, mungkin
kadang-kadang dari sisi pergaulan ada yang takut tidak diterima lingkungannya,
jadi ikut-ikutan, ya, misalnya ada hal-hal negatif - dia lihat teman-teman
begitu, kalau tidak ikut dianggap kampungan. Tapi kalau saya setiap pulang
shooting, karena capek ingin pulang mandi dan tidur".
Bagaimana kalau teman-teman yang mengajak kemana-mana ? "Lebih baik
saya dianggap kampungan tapi badan saya tetap sehat dan bisa istirahat,"
ujar Mely.
Tapi diajak ke Ma'had Al-Zaytun lagi pasti mau kan?
Thomas Jorgi
Pendidikan Baik, Bangsa Maju
Pendidikan Indonesia harus mencontoh AI-Zaytun, kataThomas Jorgi menganjurkan.
Kenapa di luar negeri maju
karena pendidikannya baik. Di sini fasilitas pendidikan telah disediakan
dengan lengkap. Thomas merupakan salah seorang artis yang merasa sangat
dihormati ketika diberikan applaus panjang oleh para santri saat diperkenalkan.
Dia merasa bersyukur dapat menyaksikan pesantren Al-Zaytun. Thomas merupakan
salah satu penganut Nasrani yang diterima dengan hangat karena budaya
yang terbuka (inklusif) penuh toleransi dan perdamaian. "Saya melihat
apa yang menjadi motto AlZaytun itu diterapkan karena menurut apa yang
saya dengar Ma'had Al-Zaytun menerima tamu siapa saja bukan hanya Kristen
seperti saya dan ini sebagai bukti", ujar model yang juga merangkap
menjadi penyayi dangdut ini.
Thomas merupakan artis yang menggunakan hati nurani dalam menerima skenario.
"Kalau tidak bertentangan dengan hati nurani no problem," katanya.
Model yang ganteng ini membenarkan bawa artis merupakan publik figure
yang banyak ditiru gayanya, karenanya ia mengharapkan para artis memberikan
contoh yang baik. Apa kegiatannya sekarang? Main sinetron Tersanjung dan
Dewi Fortuna disamping menjadi model dan peragawan, ujarnya. Disamping
itu juga menyanyi Kopi Dangdut, kan?
Nafa Urbach
“Sekeco”
Kesan saya setelah melihat Al-Zaytun "Ajaib", ujar Nafa Urbach
ketika ditemui seusai shalat Dzuhur di Masjid
Al-Hayat. Menyaksikan santri yang berbaris menuju masjid dengan rapi di
tengah bangunan yang megah menurutnya memang suatu yang luar biasa. Ketika
ditanyakan artis yang identik dengan kehidupan malam dan glamour: Nafa
mengingatkan agar anak-anak jangan mencontoh yang ada disinetron, karena
apa yang ada di sinetron adalah tuntutan skenario. Nafa - seperti halnya
Thomas Jorgi -mempetimbangkan peran dalam sinetron yang tidak bertentangan
dengan hati nurani. Sekarang ini menurut Nafa untuk menjaga kualitas keimanannya,
artis juga banyak menyelenggarakan pengajian misalnya dia sering mengikuti
Majlis pengajian Arafah.
"Kalau saya diminta untuk berkomentar tentang pendidikan di Indonesia
"enggaklah" saya tidak tahu tapi semoga Al-Zaytun bisa menjadi
contoh. Ketika ditanya oleh Syaykh al-Ma'had kesannya mengenai Al-Zaytun,
Nafa menjawab dengan bahasa Jawa Ningrat "sekeco Pak Yai, "
yang artinya enak sekali. "Kalau jadi donatur semoga saya bisa 'Insya
Allah", ujarnya. Ditunggu, Iho jeng!
Titi DJ
“Takjub”
satulelaki.com - Saat mengunjungi Pesantren Al Zaytun, artis dan penyanyi Titi DJ mengaku sangat takjub dengan kebesaran dan sarana pesantren tersebut. “Bayangan saya selama ini pesantren itu terpencil,” ujarnya.
Dari deretan artis yang diundang untuk merayakan Tahun Baru Hijriyah di Pesantren Al Zaytun, terdapat penyanyi Titi DJ. Sebenarnya sudah setahun yang lalu Titi ditawari artis Dewi Sandra untuk mengunjungi pesantren tersebut bersama rekan-rekan artis lainnya.
Namun karena kesibukan baru tahun ini Titi bisa memenuhi undangan tersebut.
“Saya beruntung sekali bisa mengunjungi Pesantren Al Zaitun yang besar ini. Walaupun baru tiga tahun berdiri tapi pesantren ini sudah demikin besar dan maju perkembangannya,” ujar Titi.
Selama ini, Titi mengira pesantren adalah tempat terpencil yang jauh dari keramaian kota dan kuno.
“Setelah saya datang ke sini ternyata ada juga pesantren yang modern seperti Al Zaytun ini. Awalnya saya mengira pesantren ini hanya pesantren biasa. Pas saya datang ternyata jauh di luar bayangan saya tentang pesantren. Jadi saya takjub aja,” tukas ibu empat orang anak ini.
Tapi Titi belum memastikan apakah akan menyekolahkan anak-anaknya di lokasi tersebut.
“Mungkin buat anak-anak saya masih jauhlah, soalnya masih enam tahun lagi,” papar istri Andrew Dougharty yang berkebangsaan Amerika. [kafegaul.com]
|