Wisma Tamu Al-Islah - Memuliakan Tamu
sejak
akhir Oktober tahun lalu, sebuah penginapan berlantai lima yang berlokasi
di sebelah selatan Masjid Al-Hayat selesai pembangunannya dan mulai dibuka
untuk umum. Penginapan yang didominasi warna krem ini diberi nama Wisma
Tamu Al-Ishlah. Perletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh
Dr. Sholeh Solahudin ketika masih menjabat sebagai Menteri Pertanian masa
pemerintahan Habibie, tahun 1999.
Berdiri di atas lahan seluas 7.600 M2, dengan pintu utama menghadap ke
barat, wisma tamu ini memiliki 150 kamar tidur, yang terbagi dalam lima
tipe kamar mulai dari standard room standard plus, special room, family
room hingga suite room. Tipe standard room merupakan tipe kamar hotel
standar yang di dalamnya berfasilitas toilet yang dilengkapi dengan water
heater, perlengkapan mandi, satu ruang tempat tidur, sebuah pesawat TV
17 inch yang dapat menjangkau semua stasiun televisi di Indonesia dan
siaran Asia, kulkas mini, lemari, meja rias, telpon, seperangkat alat
duduk, serta dua botot air mineral. Dari 150 kamar yang ada, standard
room merupakan kamar yang paling banyak. Jumlahnya 109 kamar dengan tarif
per malam hanya 10 sak semen (dengan harga rata-rata satu sak semen Rp22.500
maka per malam sekitar Rp225.000). Sedangkan fasilitas tipe standard plus,
relatif sama dengan standard room, hanya saja, tipe ini dilengkapi dengan
balkon atau cabana yang memungkinkan tamu bisa menghirup udara lebih luas.
Tarifnya pun tidak jauh berbeda dengan standard room: hanya berselisih
Rp25 ribu saja. Cuma, Anda harus pesan jauh-jauh hari karena hanya ada
15 kamar tipe ini. Jika anda seorang bussinessman dengan banyak relasi
dan ingin melihat pemandangan Ma'had Al-Zaytun dan sekitarnya dari atas,
Anda bisa memilih tipe special room. Hanya ada dua kamar tipe ini. Satu
berada di tengah lantai Iima menghadap ke barat dan dan satu lagi menghadap
ke timur. Luas special room setara dengan dua kamar standar, terdiri dari
dua bagian yang dihubungkan dengan connecting room. Bagian pertama berfungsi
sebagai ruang tamu dan satu tagi sebagai ruang tidur. Oleh karena kelebihannya,
tarif yang dikenakan pun lebih besar daripada tipe standar. Masih ada
lagi tipe family room yang sengaja diadakan bagi Anda yang berkeinginan
menginap dengan angota keluarga
yang cukup banyak. Prinsip kamar ini hampir sama dengan special room,
hanya saja kedua ruang berfungsi sebagai
kamar tidur. Tentu saja, dengan dua buah kamar mandi. Manajemen Wisma
Al-Ishiah menyediakan 12 kamar tipe ini yang berada di setiap lantai.
Seperti halnya penginapan lainnya, Wisma Tamu Al-Ishlah pun menyediakan
kamar tipe suite room. Manajemen wisma tamu hanya menyediakan dua kamar
tipe ini, keduanya berada di lantai lima; satu menghadap ke utara dan
satu lagi ke selatan. Luasnya setara dengan tiga kamar standar yang disatukan.
lbu Masri, istri Deputi Menteri Agraria yang belum lama ini berkunjung
ke Ma'had Al-Zaytun sudah ambil ancang-ancang untuk menginap di suite
room pada kunjungan berikutnya.
Memasuki Wisma Tai-nu Al-ishlah, kita akan disambut dengan alunan musik
Melayu klasik yang merdu atau khasanah musik tradisional Jawa Barat, Sabilulungan
yang semakin membuat hati menjadi sejuk. Sementara itu, tatapan mata kita
dirangsang tertuju pada sebuah pesawat TV yang menayangkan berbagai aktivitas
Ma'had Al-Zaytun atau rekaman pelaksanaan POSPENAS (Pekan Olahraga dan
Seni Nasional). Sekali waktu, panorama alam Jawa Barat.
Wisma Tamu kebanggaan warga AlZaytun ini juga dilengkapi dengan ruang
pertemuan seluas 400 m2 berkapasitas 400 orang. Tarif yang dikenakan untuk
tempat meeting ini dihitung dalam kurs dolar: per m2 dikenakan biaya US$
1. Jadijika anda berminat menggunakan ruang pertemuan ini, tinggal mengalikan
saja berapa dana yang harus anda keluarkan. Tepat di depan ruang pertemuan,
sebuah restoran berkapasitas 250 kursi juga siap melayani anda.
Untuk saat ini menu yang ada di restoran Al-Islah ini masih sama dengan
yang ada di kantin umum, karena pengolahan masakannya masih menyatu. Namun,
menurut Ali Hidayat jika ada tamu yang mengingkan masakan yang lain, para
pelayan restoran Al-Islah siap menyediakan. Nasi goreng misalnya. Selain
makanan, restoran ini juga menyediakan minuman-minuman khas Ma'had Al-Zaytun
seperti kopi Zaytun-kopi dengan campuran herbagai jenis rempah-rempah
khas Indonesia dengan rasa pedas manis- yang dapat menghangatkan tubuh.
Juga ada yoghurt yang dibuat dari hasil fermentasi susu sapi di peternakan
Ma'had Al-Zaytun dengan berbagai cita rasa. Ada rasa strawberri ataupun
coklat, anda tinggal pilih. "Tamu bagi kami adalah raja karenanya
kami akan memberikan yang terbaik bagi mereka," ujar Ahmad al-Bantani,
pengelola Wisma Tamu Al-Ishlah. Oleh karena itu, bila di hotel-hotel lain
waktu chek out hanya sampai jam 13.00 wib, tamu yang menginap di Wisma
Tamu Al-Ishlah diberikan toleransi hingga sampai jam 15.00 wib. Jika melebihi
waktu Magrib, biaya hanya ditambah 50 persen dari harga sewa.
KaryawanWismaTamu
Untuk
operasional harian, manajemen Wisma Tamu Al-Ishlah mengerahkan 48 tenaga
kerja yang dikomandani oleh Ali Hidayat. Mereka terbagi dalam delapan
sub unit kerja. Delapan unit yaitu front office (5 personil), food and
baverage (9 personil), kitchen (7 personil), pencucian (4 personil), house
keeping (14 personil), house man (4 personil) serta bagian engineering
(I personil).
Mereka yang direkrut menjadi karyawan di unit Wisma Tamu Al-Ishlah adalah
mereka yang pernah berpengalaman di bidang perhotelan. "Ada yang
sudah mempunyai pengalaman di hotel tiga sampai empat tahun, ada juga
mereka yang punyai basic sebagai pegawai restoran," ujar Ali Hidayat.
Sebelum ditetapkan di unit Wisma Tamu Al-Ishlah, keempat puluh delapan
pegawai itu mendapatkan pendidikan selama satu pekan di Hotel Hyatt Regency
Bandung. Selain pendidikan itu, dua kali dalam sepekan, dilakukan up grading
kemampuan berbahasa Inggris. Gurunya? Mereka yang punya kemampuan lebih
baik tentunya.
Sistem kerja harian mereka tergolong agak berbeda dibandingkan karyawan
Ma'had dari unit lain. Jika karyawan unit lain ditentukan oleh waktu,
mereka tidak, melainkan terbagi menjadi shiff siang dan malam. Hal ini
dimaksudkan agar mekanisme pelayanan di Wisma Tamu Al-ishlah beralan terus.
Bukankah, tamu adalah raja. Bahkan, rasul pun memberi contoh kepada kita
untuk menghormat tamu sebagaimana mestinya. Tauladan itu pula yang menjadi
motto pelayanan mereka. Anda tertarik?
Al-Zaytun Edisi 22 - 2002
|